Path: Top » Journal » Jurnal_Ilmu_Teknik_Diagonal » 2003
Pengaruh struktur geologi terhadap struktur bangunan.
Journal from JIPTUNMERPP / 2008-01-09 09:44:50
Oleh : Umiyati, Department_of_Civil_Engineering_-_Merdeka_Universi (diagonal@teknik.unmer.ac.id)
Dibuat : 2003-05-01, dengan file
Keyword : Struktur geologi, rekahan, patahan, lipatan, bangunan.
Pembangunan proyek-proyek besar, baik berupa gedung-gedung bertingkat, jembatan-jembatan, bendungan-bendungan maupun terowongan-terowongan, membutuhkan perencanaan yang matang, yang harus ditinjau dari berbagai faktor, antara lain faktor social ekonomi, budaya dan keamanan serta kekuatan bangunan tersebut, misalnya terhadap gempa, maupun proses-proses alam lainnya. Semua bangunan mempunyai pondasi yang tertanam di dalam tanah, bahkan ada bangunan (misalnya terowongan jalan kereta api, air, jalan) yang berada dipermukaan tanah. Padahal lapisan tanah atau lapisan batuan tersebut belum tentu diam, apalagi ada beban bangunan di atasnya, maka lapisan tanah tersebut akan bereaksi, bahkan bila ada gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen), maka lapisan tanah atau lapisan batuan tersebut bisa retak-retak (terjadi rekahan = kekar = joint), atau bisa patah dan tergeser (terjadi patahan = sesar = fault), atau bahkan lapisan batuan tersebut bisa terlipat (terjadi lipatan = fold). Kalau bangunan-bangunan sipil berdiri di atas lapisan tanah atau lapisan batuan yang mengalami rekahan, atau patahan, atau lipatan (terutama yang masih aktif), maka bangunan tersebut akan rusak atau bahkan bisa hancur dan menimbulkan bencana. Contoh kota San Francisco 1906, mengalami kehancuran akibat gempa yang ditimbulkan oleh gerak-gerak suatu sesar, yang disebut sesar "San Francisco".
Deskripsi Alternatif :Pembangunan proyek-proyek besar, baik berupa gedung-gedung bertingkat, jembatan-jembatan, bendungan-bendungan maupun terowongan-terowongan, membutuhkan perencanaan yang matang, yang harus ditinjau dari berbagai faktor, antara lain faktor social ekonomi, budaya dan keamanan serta kekuatan bangunan tersebut, misalnya terhadap gempa, maupun proses-proses alam lainnya. Semua bangunan mempunyai pondasi yang tertanam di dalam tanah, bahkan ada bangunan (misalnya terowongan jalan kereta api, air, jalan) yang berada dipermukaan tanah. Padahal lapisan tanah atau lapisan batuan tersebut belum tentu diam, apalagi ada beban bangunan di atasnya, maka lapisan tanah tersebut akan bereaksi, bahkan bila ada gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen), maka lapisan tanah atau lapisan batuan tersebut bisa retak-retak (terjadi rekahan = kekar = joint), atau bisa patah dan tergeser (terjadi patahan = sesar = fault), atau bahkan lapisan batuan tersebut bisa terlipat (terjadi lipatan = fold). Kalau bangunan-bangunan sipil berdiri di atas lapisan tanah atau lapisan batuan yang mengalami rekahan, atau patahan, atau lipatan (terutama yang masih aktif), maka bangunan tersebut akan rusak atau bahkan bisa hancur dan menimbulkan bencana. Contoh kota San Francisco 1906, mengalami kehancuran akibat gempa yang ditimbulkan oleh gerak-gerak suatu sesar, yang disebut sesar "San Francisco".
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JIPTUNMERPP |
Organisasi | D |
Nama Kontak | Dra. Wiwik Supriyanti, SS |
Alamat | Jl. Terusan Halimun 11 B |
Kota | Malang |
Daerah | Jawa Timur |
Negara | Indonesia |
Telepon | 0341-563504 |
Fax | 0341-563504 |
E-mail Administrator | perpus@unmer.ac.id |
E-mail CKO | wsupriyanti@yahoo.com |
Print ...
Kontributor...
- Editor: